Senin,22 Juli 2024
Kelas : VC
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Anak sholeh dan sholeha kelas VC,bagaimana kabarnya di hari Senin yang ceria ini semoga kita semua dalam keadaan sehat dan tetap bersemangat dalam menjalankan kegiatan pada hari ini .Hari kita akan belajat MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA.Seperti biasa,kita akan melaksanakan menyimak tauziah,sholat dhuha dan tadarus
Pengertian Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) dan bilangan ini selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya, atau bisa juga disebut himpunan bilangan bulat yang bukan negatif, dan bilangan cacah juga bisa diartikan sebagai himpunan bilangan asli ditambah dengan angka nol
- Bilangan Cacah
Bilangan bulat positif dengan bilangan nol. Contoh : { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …. }
Jadi yang membedakan antara bilangan asli dan bilangan cacah hanyalah di angka bilangan nol.
Bilangan cacah adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 0 (nol) dan bilangan ini selalu bertambah satu dari bilangan sebelumnya, atau bisa juga disebut himpunan bilangan bulat yang bukan negatif, dan bilangan cacah juga bisa diartikan sebagai himpunan bilangan asli ditambah dengan angka nol
- Bilangan Cacah
Bilangan bulat positif dengan bilangan nol. Contoh : { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, …. }
Jadi yang membedakan antara bilangan asli dan bilangan cacah hanyalah di angka bilangan nol.
“ Ciri Bilangan Cacah”
- Himpunan bilangan bulat yang tidak negatif
- Himpunan bilangan asli yang ditambah nol
- Bilangan cacah selalu tidak akan bertanda negatif.
- Simbol bilangan cacah adalah “C
*Latihan Soal*
1.Bilangan enm puluh tujuh ribu delapan ratus tigs puluh dapat di tulis..
a. 67.803
b. 67.830
c. 67.380
d. 67.308
2.Harga sebuah sandal Rp.42.500 .Lambang bilamgam tersebut dapat dibaca
a. Empat ribu dua ratus lima puluh
b. Empat ribu dua ratus lima
c. Empat puluh dua ribu lima ratus
d. Empat puluh dua ribu lima puluh
3.Angka 3 pada lambang bilangan 38.621 mempunyai nilai tempat
a. Puluh ribuan
b. Ribuan
C. Ratusan
d. Puluhan
4.Ali mempunyai bilangan 6 puluh ribuan 2 ribuan 4 ratusan 3 puluhan 9 satuan
Bilangan tersebut adalah
a. 64.239
b. 62.439
c. 64.329
d. 62.349
5. Nilai angka 9 pada bilangan 59.726 adalah …
a. 90
b. 900
c. 9.000
e. 90.000
Bahasa Indonesia
- Tujuan Pembelajaran : Peserta didik memahami informasi yang didengar dan menyiapkan tanggapan secara relevan
Pengertian Fiksi dan Nonfiksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi artinya cerita rekaan (roman, novel, dan sebagainya) dan tidak berdasarkan kenyataan. Fiksi juga dapat diartikan sebagai pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.
Sementara itu, nonfiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Nonfiksi biasanya ada dalam karya sastra, karangan, dan sebagainya.
Perbedaan Teks Fiksi dan Nonfiksi
Dilansir situs Kemdikbud, teks fiksi adalah teks yang dibuat berdasarkan imajinasi penulisnya berupa khayalan, sehingga apa yang dituliskan oleh pengarang merupakan karya tulis yang bersifat imajinatif. Kata "fiksi" berasal dari bahasa Inggris "fiction" yang artinya rekaan atau khayalan.
Teks nonfiksi adalah jenis teks yang ditulis berdasarkan pada kejadian nyata. Teks nonfiksi memiliki tujuan untuk menyampaikan pengetahuan, memaparkan argumen, atau menjelaskan suatu topik tertentu.
Baca juga:
Perbedaan Paspor Biasa dan Elektronik: Ciri-ciri dan Harga Pembuatannya
Perbedaan Ciri-ciri Teks Fiksi dan Nonfiksi
Teks fiksi memilik tujuan utama untuk menghibur pembaca. Selain sebagai hiburan, teks fiksi juga dapat ditujukan untuk menyampaikan pesan moral, menggugah emosi, dan merangsang pikiran pembacanya. Berikut ciri-ciri teks fiksi:
Adanya unsur narasi yang kuat
Narasi disertai karakter-karakter menarik dan konflik-konflik dalam tulisannya
Teks fiksi sering memadukan unsur-unsur seperti dialog, deskripsi tempat dan penggambaran waktu untuk menciptakan suasana cerita yang lebih hidup.
Berbeda dengan fiksi yang bersifat menghibur, teks nonfiksi bertujuan untuk menyampaikan pengetahuan, memaparkan argumen, atau menjelaskan suatu topik tertentu. Ciri-ciri teks nonfiksi adalah:
Ditulis berdasarkan kejadian nyata
Ditulis berdasarkan pengamatan dan data melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya
Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasa atau ditambah imajinasi penulis
Penulisnya cenderung menggunakan bahasa yang denotatif untuk menyajikan fakta dengan jelas dan menggambarkan topik secara akurat.
Contoh Teks Fiksi dan Nonfiksi
Setelah mengetahui perbedaan teks fiksi dan nonfiksi, pembaca bisa membedakan jenis karya fiksi dan nonfiksi. Berikut contoh teks fiksi dan nonfiksi.
👉Contoh teks fiksi:
Novel
Cerpen
Fabel
Puisi
Naskah drama.
👉Contoh teks nonfiksi Karya ilmiah Artikel Esai Ensiklopedia Buku panduan Surat.
LATIHAN
Contoh cerita fabel tentang Bangau yang Angkuh
Pada suatu pagi yang indah, terdapat seekor burung bangau yang berdiri di pinggiran sungai. Ia melihat ke arah sungai tersebut, terdapat ikan yang berenang di pinggiran sungainya. Hanya saja, menurut Bangau ikan tersebut tidaklah indah, kurus, kecil dan seperti tidak ada nutrisinya.
Bangau pun berkata, “Aku tak akan memakan ikan–ikan kecil di pinggiran sungai itu. Mana mungkin bangau yang anggun dan indah sepertiku akan memakan ikan–ikan sekecil dan sekurus itu”
Karena sudah bertekad demikian, ketika ikan–ikan kecil lewat di depannya Bangau pun memilih mengabaikannya. Ia tak mengambilnya satu pun. Bangau hanya menunggu sampai ikan–ikan yang lebih besar berenang di pinggiran sungai dan menurutnya cocok untuk dirinya yang anggun.
Tak berselang lama, terdapat seekor ikan besar lewat. Namun alih–alih mengambilnya, bangau pun bilang “Aku tidak mau ikan besar itu. Ia terlalu besar untukku”
Sampai pada akhirnya, Bangau menunggu lagi dan lagi. Matahari pun mulai naik dan hari sudah mulai panas. Air menyurut dan ikan–ikan pun berenang ke tengah sungai.
Saat itu terjadi, Bangau berusaha mengejar mereka. Tapi Bangau tidak bisa berenang seperti ikan. Ia tak bisa menjangkau ke tengah sungai.
Akhirnya, ia pun hanya bisa memakan siput–siput yang tertinggal di pinggiran sungai dan akhirnya sampai sore tiba, sama sekali ia tak bisa mendapatkan ikan.
Pesan Moral: Terkadang, menjadi terlalu pemilih justru akan membuat kita tidak akan mendapatkan apa-apa sama sekali. Kita tidak akan pernah tahu mana yang terbaik jika tidak mencoba pilihan-pilihan yang datang.
Pada suatu pagi yang indah, terdapat seekor burung bangau yang berdiri di pinggiran sungai. Ia melihat ke arah sungai tersebut, terdapat ikan yang berenang di pinggiran sungainya. Hanya saja, menurut Bangau ikan tersebut tidaklah indah, kurus, kecil dan seperti tidak ada nutrisinya.
Bangau pun berkata, “Aku tak akan memakan ikan–ikan kecil di pinggiran sungai itu. Mana mungkin bangau yang anggun dan indah sepertiku akan memakan ikan–ikan sekecil dan sekurus itu”
Karena sudah bertekad demikian, ketika ikan–ikan kecil lewat di depannya Bangau pun memilih mengabaikannya. Ia tak mengambilnya satu pun. Bangau hanya menunggu sampai ikan–ikan yang lebih besar berenang di pinggiran sungai dan menurutnya cocok untuk dirinya yang anggun.
Tak berselang lama, terdapat seekor ikan besar lewat. Namun alih–alih mengambilnya, bangau pun bilang “Aku tidak mau ikan besar itu. Ia terlalu besar untukku”
Sampai pada akhirnya, Bangau menunggu lagi dan lagi. Matahari pun mulai naik dan hari sudah mulai panas. Air menyurut dan ikan–ikan pun berenang ke tengah sungai.
Saat itu terjadi, Bangau berusaha mengejar mereka. Tapi Bangau tidak bisa berenang seperti ikan. Ia tak bisa menjangkau ke tengah sungai.
Akhirnya, ia pun hanya bisa memakan siput–siput yang tertinggal di pinggiran sungai dan akhirnya sampai sore tiba, sama sekali ia tak bisa mendapatkan ikan.
Pesan Moral: Terkadang, menjadi terlalu pemilih justru akan membuat kita tidak akan mendapatkan apa-apa sama sekali. Kita tidak akan pernah tahu mana yang terbaik jika tidak mencoba pilihan-pilihan yang datang.
Berikan tanggapan dari cerita fiksi di atas
0 comments:
Post a Comment